Kab. Bandung Barat, 17 Mei 2025 – Bertempat di SDN 1 Sukaresmi, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melalui tim dosen dan mahasiswa dari Program Studi PGSD FIP menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Workshop Edukit sebagai Media Kreatif dan Inovatif untuk Meningkatkan Multiliterasi dan Multiple Intelligence di Sekolah Dasar. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) berbasis kepakaran bidang ilmu, yang dipimpin oleh Prof. Dra. N. Tatat Hartati, M.Ed., Ph.D. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, sejak Sabtu (17/5) hingga Senin (19/5), ini diikuti oleh para guru dan kepala sekolah dari enam satuan pendidikan dasar yang tergabung dalam Gugus 6, yaitu: SDN 1 Sukaresmi, SDN 2 Sukaresmi, SDN Tamansari, SDN Girimukti, SDN 1 Cirameul, dan SDN Cinengah.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh pengawas bina wilayah Kecamatan Rongga, Bapak Dasep Supendi, M.Pd., dan disambut hangat oleh Ketua Gugus 6, Bapak Sohib, S.Pd. Dalam sambutannya, Prof. Tatat menekankan pentingnya mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kecerdasan jamak peserta didik dan kebutuhan literasi abad ke-21. Beliau menjelaskan bahwa Edukit dirancang sebagai media pembelajaran kreatif yang mengintegrasikan delapan jenis literasi utama, antara lain: literasi bahasa, numerasi, sains, digital, budaya, finansial, kewargaan, dan kriya (literacraft). Edukit disusun dalam bentuk tas portabel yang praktis, menarik, dan dapat digunakan baik di sekolah maupun lingkungan keluarga.
Materi Inovatif dari Para Ahli
Workshop hari pertama diisi dengan serangkaian sesi pematerian dari para pakar. Materi pertama mengenai Edukit berbasis literasi bahasa dan sastra disampaikan oleh Dr. Effy Mulyasari, M.Pd. dan Indra Suhendra, M.Pd., yang menekankan pentingnya pendekatan multiliterasi dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak. Selanjutnya, Dr. Aya Shofia Maulida, M.Pd. dan Nurul Faizah, S.Pd. membawakan materi mengenai Edukit untuk numerasi dan sains, dengan demonstrasi alat dan lembar kerja yang disesuaikan dengan kecerdasan logika dan visual anak.
Sesi ketiga menghadirkan Dr. Neni Maulidah, M.Pd. dan Chitra Rubiah yang mengangkat Edukit sebagai sarana literasi budaya, kewargaan, dan finansial, menekankan pentingnya kontekstualisasi lokal dan penguatan karakter peserta didik. Materi terakhir tentang literasi TIK dan kriya disampaikan oleh Ira Rengganis, M.Sn. dan Audi Shafira, yang menampilkan berbagai hasil karya kreatif berbasis daur ulang dan pemanfaatan teknologi sederhana dalam mendukung pembelajaran.
Workshop Aplikatif dan Pendampingan Intensif
Hari kedua dan ketiga difokuskan pada praktik langsung dan pendampingan penyusunan bahan ajar berbasis multiliterasi oleh peserta. Guru-guru dilatih untuk membuat perangkat pembelajaran kontekstual dengan menggunakan Edukit, serta didampingi oleh tim mahasiswa untuk mendesain media yang relevan dengan karakter dan potensi anak di daerah mereka masing-masing.
Diskusi berjalan aktif, menunjukkan antusiasme peserta terhadap pendekatan ini. Banyak guru menyampaikan bahwa pendekatan pembelajaran berbasis multiliterasi dan multiple intelligence ini menjadi alternatif yang relevan dalam menghadapi tantangan pembelajaran pascapandemi dan rendahnya minat baca siswa.
“Kegiatan ini sangat membuka wawasan kami. Selama ini kami terbiasa dengan model ajar konvensional. Edukit menjadi solusi konkret yang menyenangkan, mudah diterapkan, dan sangat dekat dengan dunia anak,” ungkap Ibu Aam Amalia, S.Pd., guru SDN Girimukti.
Upaya Inklusif dan Berkelanjutan
Selain peningkatan kapasitas guru, program ini juga ditujukan untuk memperkecil kesenjangan pendidikan antara sekolah pusat kota dan sekolah pinggiran. Edukit, yang telah memenangkan kompetisi internasional i-MInD Innovation Competition 2024, juga terbukti efektif digunakan di sekolah inklusi dan daerah terpencil karena sifatnya yang fleksibel, portabel, dan berbasis potensi lokal.
Program ini diharapkan dapat berlanjut dengan kegiatan monitoring, evaluasi, serta replikasi model ke sekolah-sekolah lain di Kabupaten Bandung Barat. Edukit juga akan didiseminasikan melalui jurnal ilmiah terindeks dan dokumentasi video sebagai luaran dari kegiatan pengabdian.