Inilah Profil Pak Dharma, di Mata Teguh Ibrahim

Dr. Dharma Kesuma, M.Pd. Lahir di Cimahi 27 September 1955. Beliau merupakan pribadi yang tegas, kritis dan selalu memiliki hasrat untuk berkonstribusi di dunia pendidikan.

Kecintaannya pada dunia pendidikan ia tunjukkan dengan beberapa karya. Pada tahun 2007 ia aktif menulis tentang Pendidikan Anti Korupsi dengan beberapa koleganya di Fakultas Ilmu Pendidikan, tidak berhenti sampai disitu, beliau juga menulis buku tentang Pendidikan Karakter di Sekolah yang kini sudah memasuki cetakan ketiga semenjak tahun pertama diterbitkan.

Memasuki jenjang pendidikan S3 pada tahun 2009 beliau fokus untuk meneliti pemikiran salah seorang tokoh pendidikan terkemuka asal Brazil yaitu Paulo Freire. Kecintaannya pada Freire ia tunjukkan dalam setiap perkuliahan di kelas.

Salah satu kutipan Freire yang sering disampaikan di kelas adalah “Anda jangan menjadi manusia yang menggerogoti realitas, Anda harus membangun realitas, membuatnya menjadi lebih baik”. “Pengetahuan itu bukan dihafal, itu sebuah siksaan, pengetahuan itu bukan ada, tapi mengada dan berdialektika dengan kesadaran kita”. Demikianlah beberapa kutipan yang selalu penulis kenang dari beliau.

Diujung studi Doktoralnya pada tahun 2013, beliau merampungkan disertasi mengenai “Struktur Fundamental Pedagogik Paulo Freire dan Implikasinya bagi Perkembangan Pendidikan di Indonesia” dan ditahun 2016 direplikasi menjadi sebuah buku yang kini sudah menyebar di seluruh penjuru Negeri.

Pada akhir usianya yang menginjak 62 Tahun beliau tengah meneliti tentang Pendidikan Karakter Guru Pembelajar, beliau menginginkan mahasiswa PGSD pada khusunya dan Guru SD pada umumnya memiliki karakter pembelajar yang ditandai dengan beberapa ciri khusus yaitu memiliki 1) rasa ingin tahu (kuriostias epistemik), 2) hasrat emansipatif (kesadaran utopis), 3) skill pembelajar, dan 4) kemandirian (otonomi belajar).

Di tengah semangat dan keseriusannya dalam membangun konsep guru pembelajar, Allah mengujinya dengan sakit dan mengantarkan beliau berpulang kehadapan Sang Pencipta. Ditengah kondisinya yang kritis, beliau masih memiliki semangat untuk berdiskusi masalah pendidikan, beliau sering mengatakan ingin menulis buku tentang Filsafat Ilmu Pendidikan.

Kini perjuangan beliau harus terhenti, perjuangannya untuk sembuh tak kunjung berbuah hasil positif. Pada pukul 10.45 WIB hari Senin 16 Oktober 2017 beliau menghembuskan nafas terakhirnya, berpulang menyapa Sang Pencipta Allah SWT. Selamat Jalan Pak, Setiap detak dan detik hidupmu menjadi inspirasi bagi kami agar selalu menjaga dan mengobarkan semangat memperbaiki pendidikan di Indonesia.

Semoga Allah karunia nikmat kubur dan mengampuni segala kekhilafan Bapak. Yakin dalam hati ini, Bapak wafat dalam keadaan Husnul Khotimah. Istirahatlah dengan tenang pak. Allah bersama Bapak.

Teguh Ibrahim, M.Pd.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.